-->
Seperti orang yang
pindah, dari sebuah dreamland utopia ke sebuah tempat bak neraka dunia. Waktu
kelas X dulu aku rasa semua siswa X.8 ada dalam keadaan baik, maksudku baik itu
keadaan fisik atau mentalnya. Tak ada satupun aku temukan siswa X.8 yang ‘badung’
dalam artian badung lain. Paling banter kenakalan mereka hanya sekadar
iseng-iseng ringan. Semuanya calm-down, semuanya baik. Itu artinya takdir bahwa
aku mendapatkan kelas XI IPA 4 adalah musibah. Pertemuan diawali dengan kurang
baik. Waktu itu ketika awal masuk sekolah, aku masih sibuk dengan organisasi
dalam kegiatan MPLS. Pada hari Jum’at setelah aku tak masuk dari hari Senin,
aku masuk ke kelas. Demi apa, aku bingung, aku merasa asing, ya memang asing,
hanya segelintir orang yang aku kenal dan mengenalku. Aku tak tahu harus duduk
dimana dan dengan siapa. Akhirnya aku mendapatkan bangku duduk bersama Annisa.
Kenapa Annisa? Karena tinggal dia pilihan terakhir, ya itu artinya bukan
pilihan. Annisa sama sepertiku, sibuk dalam organisasi yang sama, jadi kami
sedikit akrab. Setiap hari jum’at seperti biasa diadakan kuliah dhuha, semacam
pengajian. Pengajian diperdengarkan melalui pengeras suara di tiap-tiap kelas,
termasuk di kelasku. Waktu itu sedang dibacakan al-qur’an. Menurut teori semua
harusnya mengikuti membaca al-qur’an, tapi di kelas XI IPA 4 hanya beberapa
orang yang mengaji, sisanya berisik. Terlebih anak-anak laki-laki yang sampai
teriak-teriak. Jengkel rasanya, aku mengumpulkan keberanianku, lalu aku maju ke
depan kelas dan menggebrak meja paling depan dan dengan nada tinggi aku suruh
mereka untuk diam. Ya setidaknya mendengarkan yang mengaji meskipun tak ikut
mengaji. Aku diam. Awal yang sungguh menjengkelkan! Tapi siapa tau? Awal yang
menjengkalkan ini menciptakan suasana yang luar biasa menyenangkan di waktu
yang datang. Orang-orang dengan sejuta karakter dari mulai yang diam, yang
lincah, yang cerewet, yang cantik, yang ganteng, yang baik, yang nyebelin,
semuanya ada deh! IPA 4 yang punya nama paling aneh diantara semua kelas IPA,
ya SAPARAPAT adalah kelas yang paling hebat. Meskipun terkadang keluar sifat
ego diantara semuanya. Tapi Saparapat punya solidaritas yang tinggi banget.
Bahkan solidaritas dalam hal yang kurang baik. Tapi inilah IPA 4, Saparapat.
Kumpulan orang-orang yang aku cintai, aku sayangi, yang memberikan sejuta
pengalam dan kebahagian.
Komentar
Posting Komentar