Sekolah baru, suasana baru, begitupun dengan orang-orangnya.
SMA, ya SMA adalah masa dimana seseorang akan merasakan menjadi seorang remaja.
Banyak orang bilang kalau SMA itu menyenangkan. Tapi tidak bagiku saat itu, saat
dimana aku pertama kali masuk dan menduduki bangku SMA. Semua asing, hanya
beberapa yang aku kenali, salah satunya adalah Kiki Apriliani yang akan menjadi
teman sebangkuku. Kiki adalah seorang gadis yang berasal dari SMP yang sama
denganku. Sebenarnya aku adalah anak dari salah satu guru di SMA tersebut,
namun hal tersebut tak menambah semangatku untuk ke sekolah.
Sebelum memasuki kelas, aku bertemu dengan seorang gadis
yang cukup tinggi, cantik, memakai behel dan berambut panjang bersama
teman-temannya. Awalnya aku ingin menyapanya namun karena sikapnya yang
menurutku sangat sombong, aku mengurungkan niatku. aku berharap aku tidak akan
kenal sama sekali pada gadis tadi apalagi sampai satu kelas.
Setelah aku menyimpan tasku di kelas, orang-orang yang
berpakaian rapih, yang sepertinya adalah pengurus OSIS mengintruksikan kepada
seluruh siswa baru untuk berkumpul di lapangan upacara. Saat itulah akan
dilaksanakan upacara pembukaan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
Aku berbaris di barisan kelasku, yakni kelas X8. Tanpa aku sadari, ternyata gadis
tadi yang aku anggap sombong adalah teman sekelasku. Upacara berlangsung dengan
cukup tertib dan lancar. Semua siswa baru mengenakan seragam SMP dan berbagai
persyaratan yang telah diberikan pada hari sebelumnya.
Upacara telah selesai, seluruh siswa baru masuk ke kelasnya
masing-masing. Aku masuk ke kelasku bersama Kiki. Di kelas, aku duduk sebangku
dengan Kiki Apriliani. aku sangat kaget saat menyadari bahwa gadis yang aku
nilai sombong tadi sekelas denganku. Aku melihat ke sekeliling, memandangi
teman-teman kelasku yang baru. Dari pandanganku hanya beberapa orang yang aku anggap
akan besikap baik padaku. Aku sangat khawatir seandainya aku akan dikucilkan di
kelas nantinya.
Di kelasnya, aku duduk di bangku jajaran ketiga paling kiri,
orang yang duduk di depannya adalah 2 orang gadis, yang bernama Rika Fitria
Septiani dan Febrianti Sholihah, serta orang yang duduk di bangku sebelahnya
adalah gadis yang aku nilai sombong tadi yang ternyata bernama Dwi Putri
Sekarini dan Karista Kaltyana. Tidak lama setelah semua murid kelas X8 masuk,
masuklah 4 orang berpakaian rapih yang ternyata memang benar pengurus OSIS ke
dalam kelas X8. Mereka adalah Ka Dinda, Ka Reza, Ka Sisca dan Ka Rifqi.
Orang-orang tersebut adalah pembimbing kelas X8. Mereka mengintruksikan kepada
murid X8 agar tidak duduk sebangku dengan teman yang berasal dari SMP yang
sama. Akhirnya aku bertukar bangku dengan Febrianti. Aku duduk dengan Rika, dan
Kiki Apriliani duduk dengan Febrianti. Masih pada hari yang sama, Kiki
Apriliani meminta pada Rika untuk bertukar kembali teman sebangku, ke keadaan
semula. Akhirnya aku duduk sebangku dengan Kiki kembali. Saat ditanya mengapa
Kiki tidak ingin sebangku dengan Febrianti, ia mengatakan bahwa ia takut pada
Febrianti yang terlihat galak. Jawaban yang ku pikir sangat lucu. Pada MPLS,
terpilihlah KM X8 yakni Ferry Yudi Irawan, dengan wakil KM Dwi putri Sekarini,
Sekretaris Irfan Abdurraafi dan Kiki Qurratul Ayuni, Bendahara Irmayanti
Sepnadi dan Resa Juniati, serta Maskot kelas yakni Indra Nugraha.
Selama MPLS, entah apa yang harus dirasakan oleh aku, entah
itu, senang, sedih, kesal, atau apapun. Karena sesungguhnya aku tidak betah
dengan suasana baru ini. Ditambah dengan gelar yang orang-orang sebut bahwa
kelas X8 adalah kelas unggulan. Hal ini malah menambah keterpurukanku.
Akhirnya MPLS berakhir, mulailah Kegiatan Belajar Mengajar.
Kelas X8 mendapat wali kelas Ibu Desi Natalina Listiawati, S.Si. yang merupakan
guru Matematika. Waktu terus berlalu aku sudah mulai merasakan kenyamanan
bersama X8. Karena kenyataannya Dwi Putri Sekarini yang dulu aku anggap
sombong, ternyata ia baik begitu pula dengan Febrianti yang dulu Kiki Apriliani
anggap galak, ternyata tidak. Pada bulan Ramadhan, X8 mengadakan acara buka
bareng di RM. Saung Sawah milik salah satu murid X8, Mohammad Fadel
Satriansyah. Saat itu kebersamaan di X8 sangat terasa. Cukup lama aku bersama
X8, sudah sangat banyak yang ku lalui disana. Semua murid X8 sudah ku kenal
dengan baik. Namun sayangnya Febrianti pindah sekolah, entah apa yang menyebabkan
Febrianti pindah sekolah. Dan X8 pun kini hanya memiliki 30 siswa yang awalnya
32 karena kehilangan Febrianti dan juga Angga yang sejak awal tidak pernah
hadir.
Berbagai suasana, rasa, dan karakter Aku temukan di X8.
Kekompakan makin terasa saat X8 memiliki nama SENAPAN atau Sekumpulan Anak-anak
Sepuluh Delapan. Semuanya sudah saling memiliki. Pada semester 2, anggota
Senapan bertambah 1 orang, yakni Isnaini utami. Dan akhirnya, sampai nanti
cerita ini berakhir, Senapan memiliki anggota 31 orang. 1 semester terakhir
terasa sangat cepat. Sampai akhirnya tak ada lagi X8 yang beranggotakan 31
orang denga KM Ferry Yudi Irawan. Semua murid X8 naik tingkat ke tingkat XI
atau kelas XI. Seharusnya semua bahagia karena kenaikan kelas ini. Tapi itu
artinya tak ada lagi X8, semua terpisah. Sedih rasanya, aku rasa takkan lagi ku
temukan kelas yang sangat sempurna seperti X8. Akhirnya semua kenangan di X8
bersama Adetrya saudaraku, Afriadi yang sangat suka dengan bola, Asep yang
mirip Briptu Norman, Asih yang yang datang dari matahari, Aulia si riweuh, Dwi
putri gadis berbehel, Eka si penggemar Conan, Fachmi yang direbutin cewe, Ferry
yang jago fisika, Frenti satu-satunya PMR di X8, Ghitha yang suaranya merdu,
Hana yang jago Mate, Ibroh si Absen 15, Indra si photographer, Irfan si Pak
Ustad, Irma tukang nagihin duit, Jaka yang ngajinya merdu, Karista yang jago
berantem, Kiki Apriliani si Preman 1, Kiki Quratul jagonya Bio, Latifah yang
aneh banget tapi baik J,
Fadel si Preman 2, Natia satu-satunya Pramuka di X8, Marcel orang tersipit di
X8 dan Bapak Krikers, Resa yang rajin solat dhuha, Rika si Nobody, Siti yang
gelian, Tisa si Ibu Sastra, Yasindi yang suranya stereo, Yunisa yang rumahnya
pernah dirampok X8 dan Isnaini yang misterius akan ku simpan didalam pikiranku,
dan takkan ku lupakan. Akhirnya selesai sudah kisah dari X8 yang terekam dalam
ingatanku, yang tidak aku
tuangkan semuanya.
Dan ini adalah hasil dari gaweanku yang ga jelas maksud dan
tujuannya. Mohon dimaklum :p
Komentar
Posting Komentar