Hujan
itu apa sih? Kenapa ada hujan? Pas aku pulang dari Banjar mau ke
Banjarsari, di perjalanan hujan deras, waktu di jalan sekitar sawah, kan
jelas banget tuh turunnya hujan. Bayangkan, setetes demi tetes air
jatuh dari langit, mulanya kecil lama-lama jadi gede. Aaaaah! stres aku
mikirin yang beginian! Subhanaalh, Allah tuh emang bener-bener hebat!
Nah, ini yang jadi latar belakang aku mosting postingan ini, aku jadi
tertarik buat nyari tahu tentang hujan.
Hujan
adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi
non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan
lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di
dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses
kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk
jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi
bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah
presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan;
inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui
tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan
memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir
besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
ARTI HUJAN DALAM ISTILAH ISLAM
Hujan dalam
bahasa Islam bisa berarti "Mathor" yaitu sesuatu yang diturunkan dari langit
berupa air atau batu, "Dan kami turunkan hujan kepada mereka, maka perhatikanlah
bagaimana akibatnya orang-orang yang berdosa". (QS.Al Araf:84). "Maka tatkala
datang azab kami, kami jadikan yang sebelah atas ke sebelah bawah dan kami
hujani dengan batu berapi bertubi-tubi". (QS.Hud:82)
Atau berati "Goits" yaitu air hujan.
"Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka putus
asa, dan Dia tebarkan rahmatNya, dan Dialah Maha Pemurah lagi Maha Pelindung".
(QS.Asysyura:28)
Atau berarti "Air yang diturunkan dari langit".
"Dan Dia menurunkan air hujan dari langit".
(QS.Al Baqarah:22) (QS.Al An'am:99).
PROSES TERJADINYA HUJAN
-
Teori Ilmiah ( Ilmu Fisika )
-
Teori Islam
Hanya Allah
yang dapat menurunkan hujan. ( QS. Luqman: 34 ) dan (Asysyuro:28 )
Malaikat Izrail
melaksanakan perintah Allah. Mengumpulkan Qoza'ah yaitu gumpalan kecil awan.
Membuat Ra'd yaitu suara guruh dan Barq yaitu kilat.
Mujahid
berkata: "Suara guruh adalah perbuatan malaikat dan kilat adalah sayap-sayapnya
untuk menggiring awan agar turun hujan". Awan digabung menjadi satu oleh
Malaikat Izrail sampai terjadilah Muzollah yaitu gumpalan awan yang besar dan
gelap dengan dibantu oleh angin sehingga menutupi sebagian langit. Turun hujan
atas izin Allah.
CARA
MEMOHON HUJAN PADA ZAMAN JAHILIYYAH
Konon orang Arab Jahiliyah percaya kepada sesuatu yang dinamakan "Nau" yang
dapat menurunkan hujan bukan Tuhan. Nau adalah bentuk ramalan benda-benda langit
yang diyakini dapat menurunkan hujan. Didalam islam menyakini sesuatu selain
Allah dapat menurunkan hujan adalah pebuatan syirik seperti Nau yang diyakini
Arab Jahiliyah.
"Tidak ada
Adwa, Thiarah, Hamma , Safar, Nau dan Gul dalam Islam". (HR.Bukhari-Muslim)
KONSEP ISLAM DALAM
MEMOHON HUJAN
1. Hujan sebagai Rahmat :
-
Alat untuk bersuci ( Mandi, Wudhu, Mencuci najis )
-
Alat konsumsi manusia ( Minum dan Makan )
-
Menyuburkan tanah untuk menumbuhkan tanaman ( QS. Al An'am :99 )
-
Menghidupkan hewan ( QS.An Nur :45 )
2. Istisqo
Istisqa menurut
bahasa artinya memohon curahan air sedangkan menurut istilah fiqh adalah seorang
hamba memohon kepada Allah agar diturunkan hujan karena sesuatu hajat /
keperluan. Shalat Istisqa hukumnya sunah jika diperlukan karena kekurangan air
atau kekeringan.
ISTISQA DAPAT
DILAKUKAN DENGAN TIGA CARA :
-
Cara yang paling ringan : Dengan berdoa langsung memohon kepada Allah agar diturunkan hujan baik dilakukan sendiri atau secara berjamaah diluar shalat.
-
Cara yang sedang : Berdoa memohon kepada Allah agar diturunkan hujan setelah shalat baik shalat berjamaah atau shalat sunah.
-
Cara yang sempurna : Melakukan shalat Istisqa dengan semua ketentuannya.
Pelaksanaan pra shalat Istisqa
-
Sebelum shalat Istisqa dilaksanakan terlebih dahulu seorang pemimpin seperti ulama, aparat pemerintah atau lainnya menyerukan kepada masyarakat agar bertaubat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan kembali beribadah, kemudian menyerukan memperbanyak shadaqah semampunya kepada fakir miskin dan menyeru agar meninggalkan perbuatan zhalim dan permusuhan, tingkatkanlah rasa toleransi dan perdamaian .
-
Tiga hari sebelum shalat Istisqa dimulai terlebih dahulu melaksanakan puasa tiga hari memohon doa.Barulah pada hari ke-empat shalat Istisqa dilaksanakan.
Pelaksanaan shalat Istisqa
-
Pada hari pelaksaan shalat Istisqa pemimpin dan masyarakat berkumpul dilapangan atau dimasjid atau pada tempat-tempat yang dianggap bersih dengan memakai pakaian yang bersih dan sederhana tidak disunahkan berpakaian baru atau yang mewah.
-
Duduk semua dengan tenang penuh khidmat dan rasa tawadhu, lalu imam menyerukan shalat Istisqa secara berjamaah
-
Shalat Istisqa seperti melaksanakan shalat Ied yaitu dua raka'at dan setelah shalat dilaksanakan khutbah dua kali.
- Niat shalat Istisqa dalam hati ketika membaca Takbiratul Ihram : "Aku niat
shalat sunah Istisqa dua rakaat jadi Makmum / Imam karena Allah".
- Setelah membaca Iftitah pada raka'at pertama membaca takbir tujuh kali.
HUJAN TERKADANG MENJADI MUDHARAT ATAU SEBAGAI AZAB
"Dan tidak dosa
atas kamu meletakkan senjata-senjatamu jika kamu mendapat sesuatu kesukaran
karena hujan atau kamu sedang sakit dan siap siagalah kamu". (QS.Annisa:102)
"Dan kami
turunkan hujan (Hujan azab) kepada mereka, maka perhatikanlah bagaimana
akibatnya orang-orang yang berdosa". (QS.Al Araf :84)
" Konon kami
tidak melihat gumpalan awan antara kami dan sela-sela gunung Sal'a dan tidak
nampak pula awan diatas rumah kami. Tiba-tiba datang gumpalan awan seperti
perisai, maka tatkala gumpalan awan tersebut menyebar menutupi sebagian langit
maka turunlah hujan. Demi Allah pada hari sabtu kami tidak melihat matahari,
kemudian datang seorang pada hari jumat berikutnya untuk menemui Nabi. Tatkala
itu Nabi sedang berkhutbah, orang itu mengadu kepada Nabi :" Ya Rasululloh
binasalah harta kami dan terputuslah jalan-jalan kami ".Nabi bersabda : "
Memohonlah kamu kepada Allah karena hanya Dialah yang dapat menolak hujan,
kemudian Nabi mengangkat kedua tanganNya sambil berdo a: " Ya Allah jadikanlah
hujan ini pindah pada sekitar kami jangan jadikan hujan ini untuk kami. Ya Allah
pindahkanlah hujan ini diatas gunung, bukit yang lembab, lembah gunung atau
tempat tumbuhnya pohon (hutan )". (HR.Bukhari-Muslim)
Komentar
Posting Komentar