Langsung ke konten utama

Sejarah IRM


Sejarah panjang Ikatan Remaja Masjid Manba’ul Ulum (IRM-MU) SMAN 1 Banjar bermula dari semangat beberapa orang siswa untuk menghidupkan kegiatan keislaman di sekolah hingga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang islami, sejalan dengan visi dari SMAN 1 Banjar itu sendiri, yakni “Andal dalam IMTAK, kompetitif dalam prestasi”.
Pada awal mulanya, IRM merupakan perkumpulan beberapa orang siswa yang aktif mengurusi kegiatan-kegiatan keislaman sekolah, dan berbasis di mushola Al Ulum. Saat itu belum ada masjid, sehingga aktivitas shalat dan beberapa kegiatan keislaman lainnya dilakukan di mushola Al Ulum tersebut. Hal ini tentunya menumbuhkan kerinduan pada warga sekolah untuk memiliki sebuah Masjid Sekolah, hingga akhirnya pada tahun 1996 masjid Sekolah pun mulai dibangun. Pembangunannya disambut dengan baik oleh seluruh warga SMAN 1 Banjar waktu itu, mulai dari Guru hingga para murid, bahkan masyarakat sekitar sekolah. Hal ini dapat dilihat dari betapa antusiasnya para siswa ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan, yakni saat tahap pengecoran masjid tersebut, hampir seluruh siswa ikut terlibat di dalamnya. Setelah berlangsung …. tahun/bulan, akhirnya pembangunan Masjid sekolah pun selesai, dan Masjid tersebut dinamai Manba’ul Ulum, yang berarti “Sumber Ilmu”, dengan harapan Masjid tersebut, tidak sekedar menjadi tempat shalat akan tetapi bisa menjadi sumber ilmu bagi para siswa dan seluruh civitas akademik sekolah, khususnya ilmu keagamaan yang dapat dijadikan bekal untuk memperoleh kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Setelah Masjid Manba’ul Ulum berdiri, aktivitas shalat dan kegiatan-kegiatan keislaman lainnya menjadi semakin semarak. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran para siswa yang tergabung di IRM. Terlebih semenjak Masjid ini mulai difungsikan, IRM diberikan sekretariat di Ruang samping mimbar sebelah Selatan. Di sinilah para pengurus IRM merumuskan beberapa aktivitasnya. Diantara para pengurus yang memulai aktivitas di masjid Manba’ul Ulum tersebut adalah Kuwat Prasetya, Asep Aruman, Beni dan beberapa rekan seangkatannya yang termasuk kepengurusan IRM tahun 1999-2000. Hingga saat itu, IRM masih berupa perkumpulan siswa biasa, belum berbentuk organisasi ekstrakurikuler, hingga kemudian pada Kepengurusan berikutnya tahun 2000-2001, mulailah disusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Ikatan Remaja Masjid Manba’ul Ulum (IRM-MU) yang diprakarsai oleh Eska Natasuryana, Nursidik, Husein, Ari Tanri, Candra Firmanto, Dadan, Gumilar Santika, Dadang, Wendi PR, Riswanto dan teman-teman pengurus seangkatannya.
Pada rentang waktu tahun 1998-2001 ini terjadi peristiwa bersejarah yang hampir membuat para siswa SMAN 1 Banjar tergelincir pada penyelewengan aqidah islam, yakni adanya gerakan N-11, yakni gerakan yang mengharapkan berdirinya Negara Islam Indonesia, namun dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan syari’at Islam. Gerakan ini berhasil merekrut beberapa siswa termasuk pengurus Inti IRM-MU, namun atas penyadaran beberapa pihak dari Guru dan juga siswa yang tidak terlibat, akhirnya para siswa dan pengurus IRM-MU yang terekrut akhirnya berhenti dari gerakan tersebut dan menyadari kesalahannya. Sejak saat itu gerakan tersebut dapat dicegah oleh sekolah dan tokoh siswa yang menjadi ”sesepuh” gerakan tersebut di sekolah akhirnya di keluarkan pihak sekolah karena tidak mau mengikuti aturan, dalam hal pelaksanaan ujian mata kuliah agama.
Kondisi yang demikian menyebabkan instabilitas di tubuh IRM-MU, hingga berpengaruh terhadap kepengurusa IRM-MU tahun 2001-2002, dimana kelas 2-nya yang tersisa waktu itu hanya berjumlah 3 orang saja, yakni Asep Kamaludin, Dewi Ratih PH dan Mahyana Sari. Dengan kondisi yang demikian akhirnya Pengurus kelas 3, yang waktu itu dijabat oleh Nursidik sebagai Ketua, Eska Natasuryana sebagai Wakil Ketua 1 dan Husein sebagai Wakil Ketua 2, melakukan akselerasi dalam pengkaderan terhadap anggota kelas 1 yang baru masuk, yakni dengan memanfaatkan moment ”Gema Ramadhan 1422 H”, disini dibentuklah kepanitiaan yang seluruhnya berasal dari kelas 1, dan dipilihlah Agus Haeruman sebagai Ketua Panitia, dan dibantu rekan-rekan seangkatannya.
Setelah kepanitiaan Gema Ramadhan selesai, maka dilakukanlah suksesi kepengurusan, yang akhirnya menetapkan Agus Haeruman sebagai Ketua Umum, Iip Jenal Aripin sebagai Wakil Ketua I dan Indra Rizqia Utama sebagai Wakil Ketua II serta Perangkat kepengurusan lainnya. Pada saat itu, Musyawarah Badan Pengurus Tahunan I (MBPT) menetapkan bahwa kepengurusan tersebut menjabat selama 2 tahun, yakni tahun 2001-2003. Namun pada tahun kedua terdapat reshufle pengurus yang menetapkan Dahlia Anggraeni menjadi Wakil Ketua II menggantikan Indra Rizqia Utama. Pergantian Ketua II oleh seorang Akhwat adalah untuk mengakomodir aktivitas yang berorientasi ke-akhwat-an, karena dari segi kuantitas jumlah akhwat di IRM-MU memang mayoritas lebih banyak.
Pada kepengurusan inilah mulai dilakukan perapihan organisasi menjadi bentuk organisasi ekstrakurikuler yang profesional dan memiliki perangkat organisasi yang lengkap. Mulai dari Penyempurnaan AD/ART yang disahkan pada Musyawarah Anggota Tahunan II, diketahui oleh Pembina IRM-MU Bapak Ahud Sholahuddin dan Kepala Sekolah SMAN 1 Banjar Bapak K. Hidayat, hingga membuat kelengkapan perangkat organisasi mulai dari bidang-bidang hingga divisi-divisi yang berada dibawahnya, sehingga hal ini dapat mengakomodir anggota IRM-MU yang jumlahnya cukup banyak, serta memperjelas kerja dari masing-masing bidang ataupun divisi.......

Repost from: here!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Sejarah (Folklore)

Soal! 1.        Jelaskan pengertian Folklore, baik menurut pendapat Alan Dundes, maupun pendapat secara umum! 2.        Sebutkan dan berikan dengan contoh cirri-ciri dari folklore! 3.        Jelaskan pengertian jenis Folklore dibawah ini dengan memberikan masing-masing dua contoh! a.        Mitologi b.       Legenda c.        Nyanyian Rakyat 4.        Apa saja yang termasuk dalam bagian dari folklore lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan. Buatlah dengan menggunakan skema! 5.          Berikan penjelasan tentang fungsi dari : a.        Nyanyian rakyat b.       Legenda Jawaban: 1.       Folklor adalah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang...

Conan Edogawa dan Haibara

Conan Edogawa, siapa sih yang tak kenal sosokdetective cilik , lucu, keren, ganteng plus super cerdas ini? Ya, bagaimana mungkin Conan tidak lebih cerdas dari teman-temannya, karena sebenarnya dia adalah Shinichi Kudo yang telah diberi racun berupa obat Apotixin 4869 oleh organisasi hitam yang membuat tubuhnya mengecil. Begitu pula dengan Haibara, yang sebenarnya adalah Shiho Miyano. Shiho Miyano atau Haibara awalnya termasuk anggota dari organisasi hitam, dialah orang yang membuat obat Apotixi 4869 atau APTX 4869. Setelah mengetahui bahwa obat tersebut akan digunakan untuk kejahatan, Shiho berusaha untuk keluar dari organisasi hitam tetapi ia malah di kurung. Satu-satunya jalan keluar adalah meminum obat APTX 4869 buatannya, sehingga ia mengecil, bisa kabur dan menyamar menjadi Haibara. Conan dan Haibara sama-sama mengetahui hal ini. Sementara Conan tinggal bersama dengan Detective Mouri dan kekasihnya selama menjadi Shinichi yaitu Ran putra ...

Sejarah, Mars dan Struktur (2011/2012) IRM Manbaul Ulum

--> Sejarah panjang Ikatan Remaja Masjid Manba’ul Ulum (IRM-MU) SMAN 1 Banjar bermula dari semangat beberapa orang siswa untuk menghidupkan kegiatan keislaman di sekolah hingga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang islami, sejalan dengan visi dari SMAN 1 Banjar itu sendiri, yakni “Andal dalam imtaq, peduli lingkungan , kompetitif dalam prestasi global ”. Pada awal mulanya, IRM merupakan perkumpulan beberapa orang siswa yang aktif mengurusi kegiatan-kegiatan keislaman sekolah, dan berbasis di mushola Al Ulum. Saat itu belum ada masjid, sehingga aktivitas shalat dan beberapa kegiatan keislaman lainnya dilakukan di mushola Al Ulum tersebut. Hal ini tentunya menumbuhkan kerinduan pada warga sekolah untuk memiliki sebuah Masjid Sekolah, hingga akhirnya pada tahun 1996 masjid Sekolah pun mulai dibangun. Pembangunannya disambut dengan baik oleh seluruh warga SMAN 1 Banjar waktu itu, mulai dari Guru hingga para murid, bahkan masyarakat sekita...